Sabtu, 21 Januari 2012

Potensi Desa kepuk

BERBAGAI desa di kawasan Lereng Muria memiliki potensi menjadi daerah tujuan wisata apa bila digarap dengan serius. Salah satu desa yang terdapat di kawasan Lereng Muria Punggungan Jepara, Desa Kepuk cukup mencuri perhatian untuk dijamah secara serius.
Di Desa Kepuk, memiliki keindahan alam sungai yang jernih, sawah yang subur dan keramahan warganya yang siap menyambut wisatawan yang ingin berkunjung. Desa Kepuk kini dicanangkan menjadi objek wisata alam dan Budaya.
Selain karena kesuburan, keindahan dan kesejukan alam Desa Kepuk, yang terdapat di Kecamatan Bangsri, ternyata juga menjadi pemicu kawasan ini bakal dijadikan salah satu aset wisata andalan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kerukunan warga yang terpancarkan melalui kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan setiap Juma'at semakin menambah keasrian desa yang berada di lereng Gunung Muria sebelah Barat ini.
sebagai desa agraris kepuk merupakan surga para pecina fotografi. tempat yang memang sempurna untuk mengabadikan setiap jepretannya. sungai yang membentang dari gugusan lereng muria, sawa yang menghijau dan keragaman penduduknya juga bisa dimafaatkan untuk berwisata keliling kampung.

kepuk berpotensi sebgai desa wisata alternatif bersama keluaraga dan penanaman jiwa nasionalisme kepada anak anak, agar bisa lebih mengharga lingkungannya.


POTENSI DESA
Bila di ibaratkan, Desa Kepuk adalah seorang wanita yang cantik jelita yang sedang memakai beberapa perhiasan emas dan intan permata.Wanita yang sedang memancarkan kecantikan dari dalam (inner beauty) dan kecantikan dari luar.Mengapa di ibaratkan Wanita? Karena Wanita adalah pribadi yang menarik, yang mempunyai nilai-nilai pembelajaran spiritual dibaliknya.Demikian juga dengan desa Kepuk, yang mana desa Kepuk sedang memancarkan kecantikannya dari dalam maupun dari luar.Kecantikan inilah yang membuat desa Kepuk adalah desa yang berkarakter, unik sekaligus menarik bagi siapa saja yang berkunjung atau bertamu ke desa Kepuk. Banyak potensi yang akan ditemui tatkala kita datang ke desa Kepuk.Diantaranya :
1. Jalan yang sudah Hotmix (mulus)
Sehingga mempermudah para warga atau para tamu (investor) semakin nyaman jika berkendara di pelosok desa kepuk.Dan juga transportasi warga ke kota dengan berbagai aktivitasnya semakin lancar dan nyaman.
2. Penerangan lampu jalan poros desa maupun poros dukuhan
Ini menggambarkan bahwa desa kepuk Transparan dalam menjalankan segala aktivitasnya, baik dalam pemerintahannya maupun dalam kegiatan yang lainnya.
3. Sawah yang Subur
Persawahan didesa kepuk luasnya 122 Ha yang mempunyai 3 kelompok tani yang tersebar di 3 dukuhan.Pertanian desa kepuk sudah memanfaatkan teknologi pertanian yang modern.Ini terbukti, rata panen di desa kepuk sudah bsa menghasilkan 10 Ton/Ha.Untuk lebih lanjutnya silahkan datang ke desa kepuk.
4. Teknologi Modern
Desa kepuk merupakan satu-satunya desa di kabupaten Jepara yang mempunyai perangkat atau pemancar Jaringan Internet (Hotspot).Ini merupakan sarana komitmen para Pemuda desa kepuk dalam membangun, menghibur, memberi informasi sekaligus memfasilitasi warga untuk mau belajar menjadi maju dan sukses.
5. Management IT
Pengelolaan desa yang berbasis IT sudah menjadi tekad para pemuda desa kepuk sebagai acuan kemajuan desa. Meskipun belum mendapatkan dukungan sepenuhnya dari birokrasi desa, para pemuda bertekad "membangun desa membangun bangsa". ini terbukti terbitnya WEB www.mbolemcybernet.blogspot.com. guna memeberikan informasi desa.
6. Potensi SDM desa kepuk
Geliat desa kemamang semakin dahsyat luar biasa.mulai dari ahli IT, ahli kedokteran, ahli pertanian, ahli hukum, ahli pendidikan, ahli agama, ahli supranatural, dan ahli-ahli yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu bisa anda temui tatkala anda datang ke desa kepuk.
Masih banyak potensi desa kepuk yang tidak bisa disebutkan disini satu persatu. Ke khasan desa kemamang adalah kemajemukan dan keberagaman dalam bermasyarakat yang melahirkan PESONA KEBERAGAMAN UNTUK KEMAJUAN BERSAMA.
Disinilah kenapa keelokan desa kepuk bisa diibaratkan dengan wanita yang memakai perhiasan-perhiasan berharga.Perhiasan-perhiasan inilah potensi yang paling berharga dari desa kepuk ini.Dan desa kepuk telah menjadi sosok wanita yang cantik, sexy, berkepribadian, berkarakter dan dewasa dalam pemikiran.Sehingga menjadi acuan dari berbagai kalangan untuk mendapatkan solusi kehidupan di desa kepuk.
DESA KEPUK BENAR-BENAR BISA MEMBERI ALTERNATIF DARI KEPENATAN

Selasa, 17 Januari 2012

Menyosong Kampung Cyber

Zaman mulai berkambang teknologi berlarian saling berkejaran untuk mencapai kemutahiran. manusia dituntut untuk cepat menikuti perkembangan zaman."siapa lenga makaakan tertinggal" itu ungkapan yang tepat untuk menggabarkan neo melinium ini.

Add caption
untuk memberikan layanan informasi yang cepat dan ter uptudate maka mau tidak mau internet adalah jalan satu satunya. dan banyak anggapan bahwa inernet merupakan fasilitas melangit yang hanya mampu dijangkau oleh oarang berpendidikan dan para orang kaya saja. namun itu merupakan pandangan yang sudah basi karena pada era super cepat ini banyak operator yang memberikan layanan internet melalui Hanphone atau melalui modem.

sayangnya banyaknya fasilitas itu belum mampu dibaca oleh masyarakat sebagai peluang baru. mereka masih beranggapan bahwa internet hanya memebrikan dampak negativ dan kecenderungan porno. sangat disayangkan memang. lajur informasi yang sangat tidak diimbangi dengan pendidikan atau ssialisasi yang tepat.

 desa kepuk yang diinisiatori oleh mas waluyo mencoba memeberikan pemahaman tersendiri mengenai internet kepada warga desa kepuk. dengan di dirikannya tower HOT SPOT AREA di kawasan Mbolem Sequer diharapkan internet akan eh dekat ke warga dan tidak menadikan Uder stimit terhadap fasilitas yang satu ini.

meskipun saat ini masih seatas layanan Hot Spot dan hanya mampu di nikmati oleh pemilik Laptop. mas waluyo berharap kedepan Desa Kepuk mampu menjadi kampung Cyber yang setiap warganya bisa menikmati layanan internet di manapu ia mau.....

tentunya untuk mewujudkan hal yang demikian haruslah medapat dukungan dari semua pihak. baik dari birokrasi Desa, pemuda dan seluruh warga desa Kepuk.



Senin, 16 Januari 2012

TARI EMPRAK SIDO MUKTI

Tari  Emprak Sido Mukti di Desa Kepuk Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Kesenian Emprak termasuk kesenian Slawatan, karena menurut (Kuntowijoyo, 1986/1987:11) disebut kesenian Slawatan karena menggunakan Barzanji sebagai sumbernya. Kitab Barzanji adalah sebuah kitab yang dikarang oleh Ja’far Al Barzanji (Kuntowijoyo, 1987:45). Kitab Barzanji selaijn berisi bacaan Slawatan juga berisi kisah-kisah tentan Nabi Muhammad SAW, tetapi yang terpenting adalah syair-syair yang memuni kepribadian dan akhlakul karimah atau budi utama Nabi Muhammad (Kuntowijoyo, 1987:11).TariK Emprak Sido Mukti tergolong sebagai kesenian Islami, karena didalamnya terdapat misi keagamaan, yaitu agama Islam. Kesenian Islam merupakan sarana dakwah disamping sebagai sarana hiburan dan sarana komunikasi (Moeshadi, 1989:6).Agama Islam yang mendominasi masyarakat Jepara sangat mendukung kesenian Emprak ini. Dengan mayoritas agama Islam berarti lebih banyak kemungkinan yang mendukung kesenian Emprak. Karena dukungan masyarakat yang lebih banyak akan memungkinkan adanya usaha-usaha menuju ke arah pengembangan
Kemajuan dan partisipasinya yang telah dicapai sekarang ini merupakan hasil dari usaha yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat pendukung yang mengupayakan bagi pengembangan kesenian Emprak. Karena itulah yang mendorong penulis untuk mengetahui upaya apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah daerah maupun oleh masyarakat, pendukung serta faktor pendukung dalam pengembangan kesenian Emprak di Kabupaten Jepara

Asal Mula Kesenian Emprak Sido Mukti

Menurut Kasturi, (67 tahun) (pemimpin kelompok seni Emprak desa Kepuk) menjelaskan bahwa munculnya seni Emprak berawal dari sekelompok seniman yang mbarang jangrung (mengamen tarian keliling), dan pertunjukan dari satu tempat ke tempat lainnya.Ketika sedang berkeliling bertemu dengan seorang “Kyai” (sebutan tokoh dalam agama Islam) dengan beberapa orang santrinya yang sedang mengadakan perjalanan dalam rangka menyiarkan agama Islam. Dijelaskan oleh Kasturi juga, dalam pertemuan antara kelompok mbarang jangrung dengan Kyai beserta para santri akhirnya terjadi kesepakatan untuk melanjutkan perjalanan bersama-sama. Agar masyarakat lebih mudah untuk dipengaruhi dan mengikuti ajaran agama islam.Setiap pementasan Kyai dan para santrinya dapat menyelingi ceramah agamaa Islam sehingga seniman mbarang jangrung juga dapat  belajar agama Islam dari Kyai dan para santri. Atas inisiatif dari Kyai dan seniman dijadikan kelompok baru dan diberi nama “Emprak”. Kata Emprak berasal dari kata amar ma’ruf yang berarti mengajak kepada kebaikan. Menurut Ahnan M 1993: 363, Pementasan seni Emprak selalu diselipkan nasehat-nasehat untuk berbuat kebaikan. Tanpa menyebutkan sumber yang pasti, ada yang menceritakan Emprak diambik dari kata Imro’ah yang berarti wanita. Munculnya cerita tersebut karena didukung oleh kenyataan dalam pementasan seni Emprak di Jepara banyak menceritakan kehidupan wanita di pedesaan.Menurut Warih (39 tahun) seorang pemain Emprak mengatakan nama Emprak diambil dari alat yang selalu digunakan pada setiap pementasan. Alat yang dimaksud adalah Goprak (bambu yangpanjang kira-kira 50 cm), pada satu sisi ujungnya dipecah-pecah bila dipukulkan akan menimbulkan bunyi Prak.
Kesenian Emprak Sida Mukti didirikan atas inisiatif kepala desa pada tahun 1980 karena warga masyarakat khususnya laki-laki suka melakukan kebiasaan buruk yaitu Upluk (judi dadu). Melihat segi negatif yang dilakukan oleh masyarakat desa Kepuk selaku kepala desa Soemoronggeng berkeinginan untuk memberantas kebiasaan judi tersebut, karena dianggap dapat merugikan masyarakat. Akhirnya Soemoronggeng bersama beberapa tokoh masyarakat bermusyawarah untuk mencari jalan keluarnya, dengan cara meningkatkan frekwensi pendidikan keagamaan dan pengarahan-pengarahan melalui pementasan dalam berbagai hiburan. Selaku seniman Emprak Kasturi mendapat tugas untuk menghidupkan kegiatan kesenian di desa Kepuk Cerita yang dibawakan adalah tentang kehidupan masyarakat pedesaan yang penduduk Kepuk alami dan bahasa yang digunakan dialek daerah setempat dengan bahasa Jawa ngoko, agar mudah dipahami dan dimengerti. Pementasan pertama seni Emprak dipentaskan pada seorang tetangga Kasturi yang punya hajat menikahkan anaknya, dengan motivasi dan tujuan mengenalkan pada masyarakat untuk menonton sehingga banyak yang datang hanya menonton saja atau sekalian buoh (menyumbang).Kesenian Emprak Sida Mukti di desa kepuk dianggap paling baru dibanding dengan seni Emprak yang ada di daerah sekitar Kepuk, tetapi perkembangannya jauh lebih baik dari seni Emprak yang lain. Terbukti banyak pesanan untuk pentas, hingga seni Emprak yang lain tidak berkembang atau punah. Kesenian Emprak Sido Mukti di Kepuk muncul sekitar tahun 1980 yang dipimpin oleh Kasturi, pemain Emprak desa Plajan kemudian menikah dengan seorang warga desa Kepuk dan mendirikan kelompok seni Emprak yang masih tumbuh dan berkembang sampai sekarang (tahun 2007).

Struktur Penyajian Kesenian Emprak Sido Mukti

1) Pra Pertunjukan
Sebelum para pemain berhias diadakan upacara membaca doa – doa agar pementasan dapat berlangsung dengan aman, tertib dan lancar tanpa adanya halangan serta rintangan apapun juga. Upacara tersebut dipimpin oleh sesepuh atau ketua
perkumpulan. Dalam upacara ini diadakan sesaji dan disertai pembacan do’a sampai selesai. Do`a yang dibaca sebagai berikut.
“Para sederek ingkang sami rawuh, mangga dipun sekseni, dinten …. punika (disebut …. harinya) Bapak ibu sederek …. (disebut nama orang yang punya hajat) nggadahai hajat saperlu …. (disebutkan keperluannya). Anggenipun gadah hajat perlu kormat bapak Adam, ibu Hawa, bapak kawasa ibu pertiwi, kawitan serta pungkasan. Kormat Kanjeng nabi saha sahabatipun sekawan, Abu Bakar, Ali bin Abi Tholib, Umar bin Khothob, Usman bin Affan. Pramilo sedoyo dipun kormat supados saget mbiyantu anggenipun bapak/ibu sederek … (orang yang punya hajat) gadah gajat …. (keperluannya). Setunggal bab malih anggenipun gadah kajat ugi kormat kaki danyang miwah nim, danyang ingkang mbaurekso dusun …. mriki. Kormat ugi dateng bambang pengalas saha brayatipun, pramilo sedoyo dipun kormat ugi supados mbiyantu kajatipun bapak/ibu/sederek … (orang yang punya hajat). Setunggal bab malih perlu kormat suryo lan sasi, dinten pitu pekenan gangsal. Absa penjawab kulo mugi slamet sedoyo.
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia (terjemah bebas oleh penulis) berarti sebagai berikut: Saudara-saudara yang hadir di sini, mohon supaya disaksikan. Pada har ini (disebut nama harinya) bapak/ibu/saudara …. (orang yang punya hajat) memiliki hajat …. (jenis hajatnya). Beliau punya hajat perlu menghormati bapak Adam, ibu Hawa, Gusti yang menguasai dunia, nabi pertama dan terakhir, menghormati Nabi Muhammad dan para sahabatnya yang berjumlah empat: Abu Bakar, Ali bin Abi Tholib, Umar bin Khothob, Usman bin Affan. Semua dihormati agar dapat membantu bapak/ibu/saudara …. (nama yang punya hajat) kecuali juga menghormati penguasa desa …. (disebut nama desanya), menghormati bambang pangalasan dan para pengikutnya. Semua dihormati pula supaya dapat membantu bapak/ibu/saudara …. (nama yang punya hajat). Terakahir perlu menghormati tanggal dan bulan, hari-hari yang berjumlah tujuh dan hari-hari yang berjumlah 5, kiranya syah apa yang saya ucapkan semoga semuanya dapat selamat.
2) Inti Pertunjukan
Ada empat babak dalam pertunjukkan kesenian Emprak Sido Mukti. Adapun empat babak tersebut adalah :
(1) Tari-tarian pembuka yang dilakukan oleh empat penari putra dilanjutkan dua penari putri sebagai ledeknya menari dan menyanyi,
(2) Adegan Roman, yaitu adegan yang menggambarkan para penari putra sedang merayu penari putri, meskipun tidak mendapatkan tanggapan yang menyenangkan,
(3) Adegan Gunani , yaitu adegan yang menggambarkan upaya penari putra yang menggunakan cara guna – guna untuk mendapatkan penari putri dan
(4) Adegan Rombyong Mantu yaitu adegan yang menggambarkan penganten putri dibawa pulang ke rumah penganten putra.
3) Akhir Pertunjukkan
Setelah babak ke empat selesai, berakhirlah seluruh pementasan Emprak yang diakhiri tampilnya salah satu seorang anggota perkumpulan untuk menyampaikan kepada penonton bahwa pertunjukkan telah selesai.

Elemen-elemen yang menunjang Pementasan Kesenian Emprak Sido Mukti.

1) Jalan Cerita
Dikisahkan bahwa di suatu desa di wilayah Kabupaten Jepara hiduplah sepasang suami istri yang bernama Bapak Ibu Sudi. Pak Sudi mata pencahariannya atau pekerjaannya adalah bertani. Di samping itu, di juga berjualan pisang di pasar
sebagai pekerjaan sambilan sehingga dia juga terkenal dengan panggilan Pak Sudi Pisang. Kehidupan Pak Sudi sekeluarga cukup berhasil, hal ini dapat dilihat dari keberhasilan anak tunggalnya yang bernama Pujianto yang telah menyelesaikan kuliahnya di kota menyandang gelar sarjana pertanian. Sebagai pemuda yang baru lulus sarjana pertanian, Pujianto ingin kembali ke desanya untuk membangun desanya dengan ilmu yang dimilikinya, terutama ingin memajukan pertanian di desanya. Keinginan Pujianto itu ternyata didukung oleh kedua orang tuanya, maka mantaplah hati Pujianto dalam memenuhi keinginan hatinya itu.
Waktu terus berjalan, sebagai pria yang sudah cukup dewasa Pujianto jatuh cinta pada gadis teman sedesanya yang bernama Susi. Pada suatu kesempatan, saat Susi sedang bermain dengan teman sebayanya yaitu Rini, datanglah Pujianto menghampiri dan bermaksud ikut bergabung bermain. Mengetahui kehadiran Pujianto, Rini menggoda Susi, karena mengetahui Pujianto menaruh hati pada Susi. Kemudian Rini akhirnya meninggalkan Susi dan Pujianto menyampaikan isi hatinya kepada Susi. Namun Susi menolak cinta Pujianto karena Susi sudah jatuh cinta pada pria lain. Pujianto yang tidak menyangka cintanya ditolak oleh Susi, hatinya menjadi gundah, kecewa dan bingung Pak Sudi dan Bu Sudi juga merasakan kepedihan anaknya yang semata wayang itu. Maka mereka berusaha agar anaknya bahagia degan mengambil jalan pintas, kedua orang tua Pujianto, mendatangi orang pintar untuk mencari guna-guna agar Susi mau dengan Pujianto.
3) Iringan
Suatu gerakan tari akan harmonis dan bisa dinikmati apabila didukung oleh suatu irama atau irigan sebagai pendukung suasana. Dalam pementasan kesenian Emprak Sido Mukti iringan sangat mendukung. Tanpa adanya iringan, pertunjukkan tidak dapat dilaksanakan.Kesenian Emprak Sido Mukti merupakan bagian dari kesenian tradisional yang mewariskan dan bernafaskan budaya Jawa didominasi dari instrumen Jawa sangat terasa dalam irama pengiring gerak tarian yang dibawakan oleh penari. Adapun alat musik yang dipakai untuk mengiringi para penari dalam kesenian Emprak Sido Mukti, antara lain Kendang, Terbang, Demung, Slentem, Gong dan Geprak, yang dikemas dalam beberapa iringan.
4). Tata Rias
Tata rias dalam pementasan kesenian Emprak Sido Mukti merupakan pendukung yang harus ada karena dapat memberikan keindahan sesuai dengan karakter atau perwatakan. Tujuan dari tata rias untuk membantu mengespresikan muka penari sesuai peran yang akan dibawakan oleh penari. Rias bukan sekadar merubah wajah dan penampilan saja tetapi membuat atau mewujudkan wajah dan penampilan yang sesuai dengan peran yang dibawakan.
5). Kostum
Kostum penari kesenian Emprak Sido Mukti cukup sederhana. Untuk penari putra mengenakan baju panjang ditambah dengan rompi, celana longgar / komprang sebatas lutut, jarik, sabuk dan kopyah. Sedangkan penari putri mengenakan baju lengan pendek, kain jarik / jarit, sampur, sabuk, di bagian kepala mengenakan konde dan jepit penghias rambut.
6). Lagu
Dalam membahas struktur penyajian kesenian Emprak Sido mukti di desa Kepuk, peneliti mengamati bahwa untuk menghangatkan suasana pementasan, sesekali pemusik membuat trick, ketika pembawa acara menyampaikan lagu – lagu yang akan dinyanyikan oleh ledek. Trick yang dimaksud adalah permainan instrumentalia berirama rock dengan panjang melodi menyesuaikan ledek sampai nada posisi siap tampil. Kemudian setelah itu biasanya ledek mengajak dialog dengan para penonton barang sejenak secara basa – basi demi semaraknya pementasan. Begitu ledek smpai pada saat menyebut judul lagu yang akan dinyanyikan baik memenuhi permintaan penonton, atau menurut pilihan ledek sendiri, ketukan pemain melodi sebagai isyarat bahwa intro lagu yang dimaksud segera dimulai.
Intro lagu, model irama, tempo, interlude, ending, bahkan ampai nada dasar, pada umumnya para pemai musik meniru seperti bentuk lagu aslinya. Hanya kadang – kadang perlu menurunkan nada dasar terutama bagi ledek yang memang dipandang tidak sanggup membawakan sesuai dengan nada aslinya, seperti disampaikan Sudirun ( 34 tahun ), pemain melodi pada kesenian Emprak usai pementasan kesenian Emprak di rumah Bapak Suharman dalam acara khitanan anaknya pada tanggal 29 April 2007 di desa Sekuro.Menurut pengamatan penulis, lagu – lagu yang disajikan dalam setiap pentas kesenian Emprak Sido Mukti tidak terbatas pada lagu – lagu terbaru saja, tetapi juga lagu – lagu lama yang masih disenangi atau digemari sampai sekarang, seperti lagu Mandi Madu, Rembulan Malam, dan Colak-colek.


sumber:  http://wahidfurniture.blogdetik.com/2011/11/17/kesenian-jepara/

HARI KEMERDEKAAN, AJANG HURA-HURA BELAKA

Pancaran sang surya mulai terlihat, secara lembut merangkak keluar dari singga sana kerajaannya hingga menjulang tinggi. Menerobos heningnya pagi desa Kepuk yang penuh dengan rerumahan, suara indah ayam jantan menyambut terbangunnya para penduduk. Dinginnya embun meraba kulit para penduduk, gemericik air terdengar dari pojokan rumah bagian belakang seakan menggambarkan seseorang sedang wudlu`.

Desa kepuk menjelang pagi, setiap penduduk menjalankan aktifitas masing-masing yang setiap hari berlangsung sesuai kondisi. Terutama orang tua, keseharian cangkul diatas pundak dengan mengayom dibawah caping bundar agak compang camping berteman sabit ditelapak tangan besar penuh kekuatan. Tapi beda dengan hari ini, ketika hari besar menyambut seakan mengisyaratkan senyum kegembiraan menebar keseluruh penjuru desa Kepuk. Sampai-sampai para penduduk menunda semua aktifitas yang datang pada hari ini.
“Su... tidakkah kamu berangkat keladang, Su…?,” tanya Jemani sambil penasaran. Beberapa selang setelah selesai sholat subuh dan lekas

beres-beres kandang sapi yang penuh akan telek-telek hangat campur gemericik air seni seekor sapi jantan juga betina.
“Kulo mboten kesah lek Jem…!,” jawab Suwarno dengan logat jawanya yang kental, meski berada dalam keadaan tergesa-gesa Suwarno menyempatkan menoleh ke Jemani. Walaupun Suwarno orangnya agak bodoh, tetapi penduduk desa Kepuk mengenal ia adalah seseorang dengan sopan santun, keramahan, juga bermoral yang lebih dibanding orang-orang sekitar lingkungan rumah Suwarno sendiri....
Berada didesa Kepuk tentunya Suwarno tidak sendirian, Suwarno bersama keluarga. Terdiri dari satu istri dan dua anak, satu laki-laki, satu perempuan. Selama tinggal didesa Kepuk bersama keluarga Suwarno sudah mampu memiliki banyak tetangga juga banyak teman. Dengan alasan karena keluarga Suwarno sangat pandai dalam beradaptasi dengan lingkungan walaupun keluarga tersebut terkenal “keluarga rendah hati”.
Sarkonah, itulah nama seseorang wanita yang selalu berada disamping dan menemani Suwarno untuk selama-lamanya. Disamping istri setia, beberapa tahun setelah menikah mereka dikaruniai dua anak dengan nama Sukono dan Sakini yang telah termaktub tadi.
“Suk… kamu tidak ikut Bapakmu?,” ibunya meminta penjelasan kepada Sukono yang hanya berdiam diri dirumah. “Males Bu, mana ada coba`, hari kemerdekaan kok dirayakan dengan banyak perlombaan. Seharusnyakan kita bersama merenungi semua perjuangan para pahlawan terdahulu. Ngga` malah hura-hura sepertui itu!,” jawab Sukono penuh ke-PD-an dengan penjelasan yang dianggap paling benar sendiri. “Ih…Wau… gayanya!,” sahut Sakini adik dari Sukono dengan penuh lenggak-lenggok bibir yang menandakan pengejekan.
Kembali keperayaan tujuh belasan, suami Sarkonah tolah toleh sambil melangkahkan kaki perlahan demi perlahan. Terdengar gemuruh sorakan kegembiraan dari kanan kiri Suwarno, mulai dari Timur ke Barat Selatan ke Utara tak terhenti-henti.
Tiba-tiba yang tadinya menolak untuk ikut Bapak jalan-jalan menelusuri desa Kepuk, muncul dari arah belakang dengan lantunan suara keras memanggil-manggil Bapaknya. “Bapak tunggu, tunggu aku Bapak…!,” teriakan Sukono terdengar sayup-sayup juga terputus-putus, sebab dalam keadaan berlari dan nafas tersendat-sendat layaknya anjing lari terbirit-birit seketika terhenti.
Dengan kondisi semakin lama semakin mendekat suara Sukonopun terdengar lebih jelas oleh Bapaknya. Meskipun seperti itu Bapaknya tidak menghiraukan akan hal itu, dengan alasan terlalu hanyutnya ia dengan suara-suara juga teriakan-teriakan kegembiraan dikanan kirinya sejak tadi.
“Bapak…tunggu…!,” sekali lagi Sukono berteriak, kali ini teriakannya penuh kesemangatan dan sangat keras penuh ketenagaan. Mungkin karena sangking kerasnya suara teriakan Sukono, sampai-sampai semua orang beserta perlombaannya terhenti seketika setelah mendengar teriakan tersebut. Yang lebih serunya lagi seseorang yang sudah hampir finish diatas tiang perlombaan panjat pinang terlorot lagi hingga kedasar tanah, sebab terpelongok akan suara menggelegar dari arah barat laut itu.
Seketika itu pula Bapaknya langsung mendengar jelas dan buru-buru menghampiri Sukono dengan tempo langkah tinggi. Dengan muka segelap malam Suwarno tiba dihadapan Sukono, Sukonopun gemetar seakan tidak kuat lagi menopang berat badan sendiri.
“Lanjutkan…!,” celetuk Sukono powerfull tepat dihadapan Bapak. Sehingga menjadikan Bapak yang tadinya akan marah-marah sekuat tenaga terhentak, dan tidak jadi marah-marah. Sepatah katapun tak jadi keluar dari mulut Suwarno itu sendiri, akibat hentakan kata-kata yang terlontar dari mulut anaknya.
Hal itu membuat keduanya damai, hingga bisa berdampingan untuk melanjutkan perjalanan dalam mengarungi desa Kepuk dengan hati berbungah-bungah. “Kon…kamu bisa bayangkan tidak, mentang-mentang sudah merdeka kita seenaknya sendiri. Hampir kita tidak ingat akan susahnya perjuangan pahlawan dengan tanpa memikirkan harta, jiwa, raga maupun semuanya yang dikorbankan,” terang Suwarno kepada anaknya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“Pak! Lihat perlombaan panjat pinangnya, sudah banyak menghambur-hamburkan air bersih sembarangan, tambah diujung banyak macam makanan, uang, dsb(dan saya bingung). Bukannya tuh malah lebih bermanfa`at kalau dikasihkan pada orang yang tidak mampu,” balas Sukono sambil menudingkan telunjuknya pada realita dilapangan.
Keduanya saling memberikan komentar mengenai para penduduk desa Kepuk yang merayakan hari kemerdekaan (tujuh belasan) penuh dengan kehura-huraan belaka. Tepat sejauh kurang lebih 2 meter terdapat tempat peristirahatan yang sejuk, damai, penuh irama musik kicauan burung saling bersahut-sahutan antara satu dengan lainnya yang sangat mengasikan.
Mulailah sorotan mata tercondong pada indahnya tempat tersebut. “Bapak…istirahat dulu yuk!,” saran Sukono sambil menarik-narik tangan kanan Bapaknya. “Za…za…tapi sebentar, setelah itu kita pulang,” ujar Bapak Sukono memberikan pengertian kepada anak belianya. Tanpa banyak kata langsung deh keduanya berhenti sejenak untuk beristirahat.
Beberapa detik, menit sudah terlewati secara terlena tanpa adanya batasan waktu, mungkin sangking terbawa hanyutnya dalam topik pembicaraan yang semakin panas. Seharian penuh, tenaga habis buat berputar-putar mengarungi desa Kepuk.
Waktu menunjukkan semakin siang, mataharipun mulai turun dari persinggahannya. Sukono serta Bapaknya bangun dari duduk kemudian bergegas untuk pulang menjalankan kewajiban maupun aktifitas lain. Tidak tahunya sesampainya ditengah perjalanan keduanya mengalami satu peristiwa lagi yang agak menusuk, menyentuh, dan memberatkan hati.
Orang tua duduk bersila ditepi jalan, dengan pakaian layaknya kain elap belaka. Tubuh renta dengan sekuat tenaga mengangkat tangan keatas, sambil berkata, “Bapak, Ibu. Kami belum makan selama tiga hari. Tolong kami Bapak, Ibu…!”.
Langkah menjadi pelan, sedang pandangan keempat mata terpanah terhadap orang tua renta diseberang jalan tersebut. Semakin jauh semakin jauh keempat mata masih terpaku ke kakek tua renta tersebut, hingga satu hal menyingsalkan kaki kedua laki-laki satu keluarga itu lalu berubah pandangan.
Meski kakek-kakek diseberang tidak terlihat lagi, akan tetapi bayang-bayang raut wajah si kakek tergambar jelas didepan kening. Baik sketsa tubuh, karakter, banyak kain yang dipakai, gimana keadaanya terlihat jelas. Sampai dirumahpun keduanya tidak cukup hati untuk melupakan kejadian kali itu, yang membuat selalu teringat adalah ketika dalam keadaan bengong sendiri. Baik Bapak maupun anaknya selalu teringat dengan hal itu.
Suatu ketika Sukono berdiam dan melamuni kejadian yang telah lampau itu disebelah rumah kesayangannya sambil menganalisa. “Oh Tuhan…ampunilah dosa kami semua, sebab menjadikan hari yang seharusnya jadi tempat pengingat para pejuang, akhirnya lenyap akan hal-hal penuh dengan kehura-huraan ini!,” gerutu Sukono dalam lubuk hati yang paling dalam.


*****

Desa Kepuk

desa yang berada di wilayah kecamatan bangsri ini berada di dekat lereng muria. memiliki lahan tanah terluas di kabupaten jepara tdak hayal mayoritas warganya enjadi petani. luasnya lahan juga dimafaatkan oleh warga kepuk untuk menanam pohon pohon produksi seperti, Mahoni, Sengon Laut dan Jati. di harapkan dari penanaman tersebut dalam jangka lima sampai sepuluh tahun mampu menhasilkan pengahasilan yang besar.

desa kepuk juga terkenal dengan kesenian Emprak. ini merupakan kesenian kampung yang mampu mendunia. sehingga banyak kelompok kelompok Emprak pada tahun 80an bermunculan. namun seiring perkembangan zaman dan banyak hiburan alternatif lainnya sehingga kesenian yang menjadi kebanggn warga kepuk sedikit demi sedikit berkurang.masyarakat lebih suka engan telivisi dan hiburan yang lainnya. kalau dulu setiap hajatan pasti ada empraknya sekarang lebih sering musik dangdut sebagai hiburan.

selain menjadi petani warga dsa kpuk juga memproduksi kerajinan anyaman bambu (gedhek). meskipun pengrajin kebanyakkan  hanya home industri. kerajinan bambu ini juga menjadi penghasilan utama sebagian warga kepuk. namun disayangkan pengrajin masih banyak dilakukan oleh para orang tua belum ada regenerasi untuk mengembangkan kerajinan bambu (Gedhek)

dalam bidang kepemudaan desa kepuk mempunyai banyak organisasi non formal yang bergerak dibidang pengembangan masyarakat. gabungan masyarakat peduli taradisi yang sering juga di sebut GAMAPETRA, bergerak dibidang seni dan budaya tradisi desa. sudah dua kali mengadakan kegiatan berkaliber kabupaten serta mampu menyedot perhatian masyarakat penikamat tradisi dan budaya. kegiatan itu bernamaMEMEDEN GADU atau sering dikenal oleh masyarakat orang orangan sawah.

selain Gamapetra ada juga kelompok Pemuda IRC (Ikatan Remaja Creativ) yang bergerak di ranah pendidikan non formal. memiliki sekitar empat puluh anak didik dan sering mengadakan pelatihan pelatihan pengembangan life skill. desa kepuk memang bertempat di pelosok namun semangat kemajuan tak kamu kalah dengan orang orang di kota.

maka jangan ragu untuk berkunjung ke desa kepuk. jangan dilihat peloksoknya. kepuk kini telah ada HOT SPOT areanya.....